Langsung ke konten utama

Memahami Potensial Aksi Sel Saraf : Depolarisasi, Hiperpolarisasi, Repolarisasi

Potensial Istirahat Membran

Sinyal pada sel-sel saraf disampaikan melalui sinyal listrik. Sinyal listrik ini dapat terjadi karena ada perbedaan muatan di dalam dan di luar sel. Perbedaan muatan ini dapat diukur menggunakan voltmeter yang terhubung dengan elektroda pembanding dan mikroelektroda perekam (lihat Gambar 1). Pada keadaan istirahat kanal ion tertutup, ion yang tersebar di sepanjang membran dapat diprediksi dengan mudah. Konsentrasi Nadiluar sel 10 kali lebih besar dari pada di dalam sel dan konsentrasi K+ di dalam sel lebih besar daripada di luar sel. Sitosol mengandung anion konsentrasi tinggi dalam bentuk ion fosfat dan protein yang terionisasi negatif. Pada keadaan ini (istirahat) muatan di dalam sel lebih negatif daripada di luar dan beda potensialnya sebesar -70 mV. Nilai ini disebut dengan potensial istirahat membran. Kebocoran kanal ion dapat terjadi yang memungkinkan ion Namasuk ke dalam sel atau ion Kkeluar dari sel, namun hal ini dapat diatasi oleh pompa Na+/Kyang menjaga agar potensial membran selalu terjaga.

Gambar 1. Ilustrasi pengukuran potensial membran

Depolarisasi dan Repolarisasi

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada keadaan normal beda potensial antara sitosol dan cairan ekstraseluler akan selalu berada dalam kesetimbangan pada kisaran -70 mV. Meskipun demikian, pada keadaan tertentu dapat terjadi perubahan. Sebagai contoh, stimulus tertentu mengakibatkan terbukanya kanal ion Na+ membuat ion Na+ yang ada di luar sel berdifusi ke dalam sel akibat gradien konsentrasi menyebabkan muatan pada sel berangsur-angsur berubah menjadi positif dan pada suatu saat potensial membran mencapai +30 mV. Fenomena ini disebut dengan depolarisasi, yang secara harafiah diartikan bahwa potensial mengarah pada nol.
Ketika potensial mencapai +30 mV, kanal ion K+ terbuka mengakibatkan ion Kberdifusi keluar sel sehingga potensial menurun menuju ke potensial istirahat membran. Fenomena ini disebut dengan repolarisasi, yang berarti bahwa potensial kembali pada -70 mV atau kembali ke membran istirahat potensial.

Ambang Batas Depolarisasi
Sebelumnya disebutkan bahwa stimulus tertentu mengakibatkan kanal ion Na+ terbuka. Untuk dapat membuka kanal ion Nayang merupakan voltage-gated ion channel diperolukan stimulus yang mampu mengubah potensial dari -70 ke -55 mV. Nilai -55 mV ini adalah ambang batas. Ketika stimulus tidak mampu menghasilkan depolarisasi lebih besar dari -55 mV, maka kanal ion Na+ tidak terbuka dan tidak terjadi depolarisasi yang signifikan.

Hiperpolarisasi
Hiperpolarisasi adalah keadaan di mana potensial membran menjadi lebih rendah daripada potensial istirahat membran. Hal ini dapat terjadi ketika ion Kkeluar dari dalam sel atau masuknya ion negatif ke dalam sel (cth. ion Cl-).


Gambar 2. Ilustrasi potensial membran : 1) potensial istirahat, 2) adanya stimulus, 3) depolarisasi, 4) repolarisasi, 5) hiperpolarisasi

Propagasi Potensial Aksi
Peristiwa setelah adanya stmulus - depolarisasi - repolarisasi ini terjadi sepanjang sel saraf dengan tujuan untuk menyampaikan pesan dari neuron afektor - efektor atau sebaliknya. Ketika terjadi depolarisasi sel saraf pada satu segmen menyebabkan terbukanya kanal ion Na+ pada segmen selanjutnya. Sementara pada segmen tersebut terjadi repolarisasi karena kanal K+  terbuka maka pada segmen selanjutnya terjadi depolarisasi akibat masuknya ion Na+. Begitu seterusnya hingga impuls sampai pada ujung sel saraf (Gambar 3).

Gambar 3. Ilustrasi Propagasi Potensial Aksi

Referensi

  1. https://opentextbc.ca/anatomyandphysiology/chapter/12-4-the-action-potential/#fig-ch12_04_06
  2. https://www.khanacademy.org/science/biology/human-biology/neuron-nervous-system/a/depolarization-hyperpolarization-and-action-potentials

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Klasifikasi Reseptor

Reseptor dapat dibagi berdasarkan lokasi dan transduksi sinyal. Berdasarkan lokasinya, reseptor dapat dibagi menjadi reseptor transmembran dan reseptor inti. Jika ditinjau dari proses transduksi sinyal, maka dapat dibagi lagi menjadi  ionotropik &  metabotropik . Reseptor ionotropik, reseptor kanal ion atau yang terasosiasi dengan kanal ion, masih dapat dibagi lagi menjadi voltage-gated, ATP-gated, dan ligand-gated sedangkan reseptor ionotropik dapat dibagi menjadi reseptor terikat protein G (G s , G q , G i ) dan reseptor terikat enzim. 1. Reseptor Transmembran Reseptor transmembran terletak di membran sel dan mempunyai domain (daerah) ekstraseluler, membran, dan intraseluler [ 1 ]. Beberapa reseptor yang termasuk dalam golongan reseptor transmembran adalah reseptor insulin dan glucose transporter [2]  serta reseptor GABA A [3] . 2. Reseptor Inti Reseptor inti adalah reseptor yang terdapat di sitoplasma. Apabila terdapat ligan yang pengaktivasi (biasanya se

Granulasi Basah

Pendahuluan Metode granulasi basah adalah teknik pembuatan tablet yang paling banyak digunakan. Granulasi basah dimulai dari pencampuran, penambahan bahan pengikat, pengayakan, pengeringan, penambahan bahan ekstragranular, dan yang terakhir adalah pencetakan tablet. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk suspensi/larutan/mucilago atau dalam bentuk serbuk kering. Manakala tablet dibuat dalam skala kecil, bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk serbuk dan kemudian ditambah dengan sejumlah pelarut. Sebaliknya, dalam skala besar, sebaiknya bahan pengikat didispersikan terlebih dahulu ke dalam pelarut membentuk larutan/mucilago/suspensi baru kemudian ditambahkan ke dalam campuran yang akan dibuat menjadi granul. Penambahan pelarut atau cairan pengikat tidak perlu terlalu besar, sebab massa ("adonan") yang akan digranul cukup dibuat lembab ( jangan sampai basah atau seperti pasta karena menyebabkan tablet terlalu keras ). Setelah terbentuk massa yang cukup kalis, dilak