Langsung ke konten utama

Membuat Laporan Analisis Data yang Baik

Dalam postingan ini, dibagikan beberapa tips untuk membuat laporan analisis Anda menarik dan mudah diinterpretasikan, dan tentunya mendapatkan nilai maksimal.

1. Selalu sajikan ringkasan hasil perhitungan dalam bentuk tabel

Setelah melakukan serangkaian proses perhitungan, ada baiknya hasil disajikan secara ringkas pada suatu tabel. Hal ini akan memudahkan orang lain dalam melihat data secara keseluruhan dan memberikan penilaian yang maksimal. Seperti pada contoh berikut ini. Dalam suatu percobaan penentuan koefisien distribusi asam sitrat dalam sistem oktanol-air, ada dua proses perhitungan yang pertama adalah perhitungan berat asam sitrat yang tersisa di fase air pada saat setimbang : $$ {w}_{eq}= \frac{V_{NaOH} \cdot M_{NaOH} \cdot BM_{ac}}{3} $$
dan yang kedua adalah perhitungan koefisien distribusi yaitu: $$ K_{D}= \frac{w - w_{eq}}{w_{eq}} $$
di mana $ w $, $w_{eq}$, $V_{NaOH}$, $M_{NaOH}$, $BM_{ac}$ secara berurutan adalah berat asam sitrat mula-mula yang dilarutkan dalam air, berat asam sitrat dalam fase air setelah kesetimbangan, volume NaOH yang diperlukan untuk tepat menetralkan larutan asam sitrat, molaritas larutan NaOH yang digunakan sebagai titran, dan berat molekul asam sitrat.
Maka untuk mempermudah pembacaan, data-data hasil perhitungan ini hendaknya diringkas menjadi sebuah tabel sebagai berikut:

- no title specified
$w$ (mg)$V_{NaOH}$ (mL)$M_{NaOH}$$BM_{ac}$ $w_{eq}$ (mg) $K_{D}$$\log {K_{D}}$
0.104815.310.1192.12398.050.07-1.16
0.110415.890.1192.123101.760.08-1.07
0.101215.250.1192.12397.660.04-1.44
0.117415.620.1192.123100.030.17-0.76
0.103815.400.1192.12398.620.05-1.28
   AVERAGE0.08-1.14
   SD0.050.25
   CI (Confidence Interval) 0.070.32


Dengan adanya tabel maka keseluruhan data dapat dilihat sekaligus dan memberikan informasi secara cepat dan jelas.

2. Data-data yang memiliki hubungan sebab akibat atau pola/trend tertentu sebaiknya digambarkan dalam bentuk grafik.

Seringkali data-data yang berasal dari dua buah kelompok variabel mampu menghasilkan pola-pola terntentu yang lebih mudah diinterpretasikan apabila disajikan dalam bentuk grafik. Sebagai contoh, data hubungan antara suhu vs kelarutan sebagai berikut:


3. Buatlah kesimpulan berdasarkan data dan bandingkan dengan teori-teori yang sudah ada.

Praktikum mahasiswa sarjana mengacu pada teori-teori yang sudah ada sejak dulu dan sudah dibuktikan kebenarannya karena tujuan dari praktikum sendiri sebenarnya hanya untuk membantu mahasiswa memahami teori yang didapatkan di perkuliahan. Data-data hasil percobaan seharusnya sesuai dengan teori-teori tersebut. Oleh karena itu, setiap kali membuat kesimpulan dari hasil praktikum, mahasiswa harus selalu membandingkan dengan teori-teori yang sudah ada baik dari text book, paper, atau referensi yang sahih lainnya.

4. Perhatikan baik-baik gaya penulisan

Hindari menggunakan kalimat yang bertele-tele. Tuliskan gagasan Anda dalam kalimat yang efektif. Hindari banyak coretan, type-x dst. Bagi laporan-laporan yang diketik dengan komputer sebaiknya hindari copy paste karena akan sangat mudah dideteksi oleh dosen yang biasanya dibekali software antiplagiarisme dari kampus masing-masing. Buatlah karya yang original, jika mengutip pendapat orang lain, maka kutiplah secukupnya dan jangan lupa lakukan parafrase.


Itu dulu yang dapat disampaikan dalam tulisan singkat ini. Semoga bermanfaat.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami Potensial Aksi Sel Saraf : Depolarisasi, Hiperpolarisasi, Repolarisasi

Potensial Istirahat Membran Sinyal pada sel-sel saraf disampaikan melalui sinyal listrik. Sinyal listrik ini dapat terjadi karena ada perbedaan muatan di dalam dan di luar sel. Perbedaan muatan ini dapat diukur menggunakan voltmeter yang terhubung dengan elektroda pembanding dan mikroelektroda perekam (lihat Gambar 1). Pada keadaan istirahat kanal ion tertutup, ion yang tersebar di sepanjang membran dapat diprediksi dengan mudah. Konsentrasi Na +  diluar sel 10 kali lebih besar dari pada di dalam sel dan konsentrasi K +  di dalam sel lebih besar daripada di luar sel. Sitosol mengandung anion konsentrasi tinggi dalam bentuk ion fosfat dan protein yang terionisasi negatif. Pada keadaan ini (istirahat) muatan di dalam sel lebih negatif daripada di luar dan beda potensialnya sebesar -70 mV. Nilai ini disebut dengan potensial istirahat membran. Kebocoran kanal ion dapat terjadi yang memungkinkan ion Na +  masuk ke dalam sel atau ion K +  keluar dari sel, namun hal ini dapat diatasi oleh p

Klasifikasi Reseptor

Reseptor dapat dibagi berdasarkan lokasi dan transduksi sinyal. Berdasarkan lokasinya, reseptor dapat dibagi menjadi reseptor transmembran dan reseptor inti. Jika ditinjau dari proses transduksi sinyal, maka dapat dibagi lagi menjadi  ionotropik &  metabotropik . Reseptor ionotropik, reseptor kanal ion atau yang terasosiasi dengan kanal ion, masih dapat dibagi lagi menjadi voltage-gated, ATP-gated, dan ligand-gated sedangkan reseptor ionotropik dapat dibagi menjadi reseptor terikat protein G (G s , G q , G i ) dan reseptor terikat enzim. 1. Reseptor Transmembran Reseptor transmembran terletak di membran sel dan mempunyai domain (daerah) ekstraseluler, membran, dan intraseluler [ 1 ]. Beberapa reseptor yang termasuk dalam golongan reseptor transmembran adalah reseptor insulin dan glucose transporter [2]  serta reseptor GABA A [3] . 2. Reseptor Inti Reseptor inti adalah reseptor yang terdapat di sitoplasma. Apabila terdapat ligan yang pengaktivasi (biasanya se

Granulasi Basah

Pendahuluan Metode granulasi basah adalah teknik pembuatan tablet yang paling banyak digunakan. Granulasi basah dimulai dari pencampuran, penambahan bahan pengikat, pengayakan, pengeringan, penambahan bahan ekstragranular, dan yang terakhir adalah pencetakan tablet. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk suspensi/larutan/mucilago atau dalam bentuk serbuk kering. Manakala tablet dibuat dalam skala kecil, bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk serbuk dan kemudian ditambah dengan sejumlah pelarut. Sebaliknya, dalam skala besar, sebaiknya bahan pengikat didispersikan terlebih dahulu ke dalam pelarut membentuk larutan/mucilago/suspensi baru kemudian ditambahkan ke dalam campuran yang akan dibuat menjadi granul. Penambahan pelarut atau cairan pengikat tidak perlu terlalu besar, sebab massa ("adonan") yang akan digranul cukup dibuat lembab ( jangan sampai basah atau seperti pasta karena menyebabkan tablet terlalu keras ). Setelah terbentuk massa yang cukup kalis, dilak