Langsung ke konten utama

Panduan Menggerus Tablet

Tablet adalah sediaan obat yang ditujukan untuk pemakaian oral. Sebenarnya, cara minum tablet cukup sederhana yaitu bisa langsung ditelan dengan bantuan segelas air. Namun, seringkali pasien mempunyai masalah dalam menelan tablet sehingga Apoteker biasanya akan membantu pasien dengan cara menggerus obat tersebut kemudian dibungkus menjadi sebuah puyer.
Hal ini nampaknya baik namun tidak selalu demikian. Ada beberapa jenis tablet yang tidak boleh digerus atau jika digerus maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Berikut ini diuraikan beberapa jenis tablet yang tidak diizinkan untuk digerus. 

1. Tablet modified release misalnya sustained-release (SR). Tablet jenis SR dirancang untuk melepaskan dosis obat selama kurun waktu yang cukup lama. Sehingga total jumlah obat di dalam sediaan SR pasti berlipat ganda dari sediaan biasa. Jika digerus dan diberikan kepada pasien begitu saja, dapat menyebabkan kelebihan dosis yang berakibat fatal. 
2. Tablet salut enterik (SE). Tablet jenis SE dirancang khusus agar terlindung dari asam lambung, dan hanya akan pecah ketika masuk ke dalam usus. Tujuan utamanya adalah menghindari degradasi obat di dalam lambung. Apabila tablet ini digerus maka lapisan pelindung rusak. Jika lapisan pelindung ini rusak maka ketika diminum zat aktif rusak di dalam lambung dan tidak akan diabsorpsi secara optimal. Akibatnya, terjadi kegagalan terapi obat. 
3. Tablet yang mengandung hormon,  antibiotik, dan sitostatika (obat kanker). Obat-obat ini merupakan jenis obat yang cukup berbahaya. Jika digerus maka partikel-partikel serbuk akan melayang ke udara masuk ke dalam tubuh personil yang menggerus obat serta orang-orang di sekitarnya dan lebih jauh lagi dapat menimbulkan reaksi obat yang tidak dikehendaki. 
4. Tablet salut film atau tablet salut gula. Tablet jenis ini biasanya disalut dengan lapisan film tipis atau dengan lapisan gula untuk menutupi rasa yang tidak enak. Jika digerus maka lapisan penyalut akan rusak dan pada saat diminum pasien akan merasa tidak nyaman. 

Saat ini tidak ada panduan resmi mengenai obat yang boleh digerus maupun tidak boleh digerus. Namun beberapa panduan tak resmi ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami Potensial Aksi Sel Saraf : Depolarisasi, Hiperpolarisasi, Repolarisasi

Potensial Istirahat Membran Sinyal pada sel-sel saraf disampaikan melalui sinyal listrik. Sinyal listrik ini dapat terjadi karena ada perbedaan muatan di dalam dan di luar sel. Perbedaan muatan ini dapat diukur menggunakan voltmeter yang terhubung dengan elektroda pembanding dan mikroelektroda perekam (lihat Gambar 1). Pada keadaan istirahat kanal ion tertutup, ion yang tersebar di sepanjang membran dapat diprediksi dengan mudah. Konsentrasi Na +  diluar sel 10 kali lebih besar dari pada di dalam sel dan konsentrasi K +  di dalam sel lebih besar daripada di luar sel. Sitosol mengandung anion konsentrasi tinggi dalam bentuk ion fosfat dan protein yang terionisasi negatif. Pada keadaan ini (istirahat) muatan di dalam sel lebih negatif daripada di luar dan beda potensialnya sebesar -70 mV. Nilai ini disebut dengan potensial istirahat membran. Kebocoran kanal ion dapat terjadi yang memungkinkan ion Na +  masuk ke dalam sel atau ion K +  keluar dari sel, namun hal ini dapat diatasi oleh p

Klasifikasi Reseptor

Reseptor dapat dibagi berdasarkan lokasi dan transduksi sinyal. Berdasarkan lokasinya, reseptor dapat dibagi menjadi reseptor transmembran dan reseptor inti. Jika ditinjau dari proses transduksi sinyal, maka dapat dibagi lagi menjadi  ionotropik &  metabotropik . Reseptor ionotropik, reseptor kanal ion atau yang terasosiasi dengan kanal ion, masih dapat dibagi lagi menjadi voltage-gated, ATP-gated, dan ligand-gated sedangkan reseptor ionotropik dapat dibagi menjadi reseptor terikat protein G (G s , G q , G i ) dan reseptor terikat enzim. 1. Reseptor Transmembran Reseptor transmembran terletak di membran sel dan mempunyai domain (daerah) ekstraseluler, membran, dan intraseluler [ 1 ]. Beberapa reseptor yang termasuk dalam golongan reseptor transmembran adalah reseptor insulin dan glucose transporter [2]  serta reseptor GABA A [3] . 2. Reseptor Inti Reseptor inti adalah reseptor yang terdapat di sitoplasma. Apabila terdapat ligan yang pengaktivasi (biasanya se

Granulasi Basah

Pendahuluan Metode granulasi basah adalah teknik pembuatan tablet yang paling banyak digunakan. Granulasi basah dimulai dari pencampuran, penambahan bahan pengikat, pengayakan, pengeringan, penambahan bahan ekstragranular, dan yang terakhir adalah pencetakan tablet. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk suspensi/larutan/mucilago atau dalam bentuk serbuk kering. Manakala tablet dibuat dalam skala kecil, bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk serbuk dan kemudian ditambah dengan sejumlah pelarut. Sebaliknya, dalam skala besar, sebaiknya bahan pengikat didispersikan terlebih dahulu ke dalam pelarut membentuk larutan/mucilago/suspensi baru kemudian ditambahkan ke dalam campuran yang akan dibuat menjadi granul. Penambahan pelarut atau cairan pengikat tidak perlu terlalu besar, sebab massa ("adonan") yang akan digranul cukup dibuat lembab ( jangan sampai basah atau seperti pasta karena menyebabkan tablet terlalu keras ). Setelah terbentuk massa yang cukup kalis, dilak